Minggu, 19 Desember 2010

Itu Hanya Sebuah PRIVASI



Saat kamu menyamar sebagai orang lain untuk ngerjain pasanganmu, dan dia marah, itu haknya. Kau tak perlu pusing, itu hanya sebuah privasinya.

Saat kamu ngecek inbox pasanganmu, dan dia kurang berkenan, itu haknya. Kau tak perlu marah, itu hanya sebuah privasinya.

Saat kamu membuka akun facebook dan tweeter pasanganmu , dan dia terlihat kuatir, itu haknya. Kau tak perlu penasaran, itu hanya sebuah privasinya.

Saat kamu merasa ada yang salah pada pasanganmu lalu bertanya kau mengapa, dan dia jawab tidak apa-apa, itu haknya. Kau tak perlu memaksanya bicara, itu hanyalah sebuah privasinya.



Privasi,
Seberapa banyak kau memberi privasi pada pasanganmu, maka sejauh itu jarakmu dengan pasanganmu. Dalam suatu hubungan, tidak hanya cinta yang dibutuhkan, melainkan pemahaman dan pengertian. Kamu tak perlu merasa terasing, cobalah pahami pasanganmu. Manusia selain sebagai makhluk social juga sebagai makhluk individu, ada beberapa hal yang tidak ingin diketahui orang lain, dan kita perlu menghargai itu.

Pasanganmu telah berkomitmen memilihmu menjadi pendamping, dan kamu perlu sadar kalau kamulah orang terpilih yang mendapatkan privasi tersedikit darinya. Kau tak perlu menuntutnya untuk mempersilakanmu masuk ke area privasinya. Kaulah orang yang paling tahu tentang dirinya, jadi untuk apa khawatir?

Percayailah pasanganmu, selama dia belum pernah mengkhianatimu.



“aku percaya padanya kalau akulah satu-satunya wanita yang dia inginkan menjadi pendampingnya. Aku percaya dia menyayangi dan mencintaiku. Tak ada alasan untuk menuntutnya lebih, karena Cinta bukan hanya meminta, tetapi juga memberi dan menerima.”
-kukang-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar