Jumat, 21 Agustus 2009

DUPAT SI IKAN SEPAT



Tiap pagi, aku selalu iri lihat adikku, teman-temanku, berangkat sekolah pake seragam OSIS SMA. Emang bener kata pendahulu-pendahuluku, masa-masa SMA adalah masa sekolah yang paling dirindukan. Entah kenapa bisa jadi yang paling dirindukan. Apa karena ada jeda yang cukup lama antara lulus SMA dengan masuk kuliah? Yang lulus SD, langsung masuk SMP, gag perlu nyabang-nyabang daftarnya. Yang lulus SMP, juga udah mulai pelajaran di SMA, malah udah mulai ada kegiatan kemah-kemah gitu. Kalo lulus SMA? Udah lulusnya paling duluan (di antara SD dan SMP), ngelanjut ke jenjang yag lebih tingginya paling terakhir. Udah gitu, pada ngelanjutin gag Cuma di satu wilayah. Ada yang di luar kota, luar provinsi, luar pulau, bahkan luar negeri! So, sebenernya yang dirindukan SMA-nya, waktu belajarnya, atau kumpul bareng teman lagi? Ngomong-ngomong temen, Jadi teringat memori masa lalu…

Waktu masuk kelas pertama di SMA, I feel so Lonely. Semuanya asing. Papan tulis, meja kursi, jendela, guru, bahkan teman. Itu yang buatku hanya fokus pada pelajaran (note : jaman kelas satu, jaman aku paling rajin. Hehehe). Gag sampai setengah semester, aku udah kenal kepribadian teman-teman sekelasku. Dan kami jadi kayak satu keluarga. Kelas yang semula selalu sepi jadi hidup karena kita saling bisa ngerti kepribadian masing-masing. Aku juga dapat best friend dari situ.

Naik ke Eleven Grade, kami pisah. Tapi masih sering kumpul-kumpul bareng, yang pake embel-embel REUNI X.3. Ini awal mula aku mulai gag serius belajar, kebanyakan maen, kumpul-kumpul, di luar jam sekolah. Coz waktu istirahat kan dipake buat sosialisasi ma temen-temen sekelas yang sekarang.

As Eleven Grader, aku masuk XI IPA 4. Semula, seperti biasa, pada sok jaim gitu. Suasananya tenang, sepi, tegang, serius, bahkan saat gag ada gurunya. Ngerasa gerah saya, ngeliat temen-temen di IPS dan Bahasa bergembira ria. Sempat berkeinginan pindah jurusan, tapi dilarang ortu.

Lama-lama, penghuni SEPAT (read : Sebelas IPA Empat) menampakkan wujud aslinya. Kelas yang semula kayak kuburan, jadi rame kayak ada orkes karena sebagian besar penghuinya hiperaktif. Belum ada satu semester, kelas kami sudah menyabet juara KELAS TER-RAME kategori jurusan IPA. Pernah juga gokilnya ngalahin Juara Bertahan Kelas Tergokil Kategori Semua Jurusan. Yang paling kasihan Sang Wali Kelas yang dapet keluhan dari guru lain.

Semua itu berlanjut sampai kami Third Grader. Makin kompak, makin sering buat onar. Tapi sewajarnya suatu komunitas, pasti ada konfliknya. Pernah konflik itu memecah kami jadi 2 blok, yang kami sebut Blok Barat dan Blok Timur. Perpecahan itu sampai terdengar ke telinga Sang Wali Kelas. Agak lega mungkin karena penghuni kelas gag serame dulu. Kalaupun rame, isinya saling menyindir.

Sang Wali Kelas mulai merasa gag nyaman ma suasana gag sehat ini. Beliau menasehati kami, kalau kami satu keluarga. Kelas ini rumah kami. Dan lain-lain yang intinya gag buat kami sadar. Maklum, sama-sama keras kepala.

Semuanya mulai “agak” mencair saat salah satu anggota BLOK Timur dideportasi dari kelompoknya. Dia mulai akrab denganku yang menurutnya aku anggota BLOK Barat. Padahal aku netral netral aja. Gag mau tahu masalah kedua BLOK itu. Aku kebeneran duduk di sebalah Barat, makanya direkrut BLOK Barat.

Dia –yang dideportasi dari BLOK Timur- cerita-cerita tentang masalah di geng nya. Juga alasan kenapa males bergaul ma BLOK Barat. Ternyata semua itu salah paham, dan gag urusannya dengan BLOK, itu masalah pribadi salah teman kami dari BLOK Barat yang lagi cari teman buat Bala Bantuan. Jahat banget.

Semua udah terungkap. BLOK Timur dengan mudah menerima aku karena semula aku teman mereka, cuman gara-gara duduk di sebelah barat jadi dijauhin. And…semua kembali seperti semula, kecuali 4 orang yang emang biang munculnya BLOK Barat BLOK Timur.

Kelas kami pun tambah gokil, apalagi setelah dipilihnya ketua kelas baru yang merakyat. Hehehe…




Aku kangen ma kalian semua. Kangen saat-saat mau ulangan. Kangen saat-saat diskusi kelompok. Kangen saat-saat jam olahraga. Kangen saat-saat ngebooking kantin (alah). Kangen dengan ulah-ulah kalian saat jam kosong. Apa kalian juga ngerasain hal yang sama kayak aku?